Tengkleng Gajah Segede Gajah?
Tengkleng adalah masakan berkuah kuning yang berisi tulang kambing, dengan sedikit daging yang masih menempel pada tulang-tulang tersebut. Sekilas masakan ini mirip gulai namun kuahnnya tidak menggunakan santan sehingga lebih encer. Menurut Wikipedia tengkleng aslinya berasal dari kota Solo.
Kalau di Solo ada tengkleng Rica Pak Manto, di Jogja ada Tengkleng Gajah yang selalu ramai pengunjung, apalagi pada musim liburan.
Tepatnya di Jl. Kaliurang Km. 9,5 menuju Dusun Bulurejo, Minomartani, Sleman, Yogyakarta, warung ini berlokasi. Tengklengnya terkenal bukan karena menggunakan daging gajah dalam masakannya ya…, tetapi karena tulang kambing pada menu tengklengnya berukuran besar, sehingga disebut tengkleng gajah.
Setahun lebih saya tak berkunjung ke sini, ternyata warung ini mengalami perluasan, sehingga dapat menampung pengunjung lebih banyak. Di area baru tersebut berjajar meja berukuran sedang untuk 4 orang dengan bangku kayu tanpa sandaran. Sedangkan bagian warung lama masih menggunakan meja-meja panjang yang bisa memuat 8-10 orang.
Pemesanan dilakukan di bagian kasir. Saya memesan 1 porsi tengkleng gajah dimasak tongseng dan 1 sate goreng. Untuk nasi, pengunjung dapat mengambil sendiri dan nanti akan dihitung sesuai jumlah orang yang makan.
Tengkleng Gajah Manis Gurih
Tengkleng gajah di-tongseng porsinya cukup banyak, pas lah untuk dimakan oleh 2 orang. Warna kuahya kuning kecoklatan karena menggunakan kecap. Selain potongan tulang kambing yg berukuran besar, terdapat isian sayur kol dan tomat. Rasa kuahnya manis gurih dan daging yang menempel mudah terlepas dari tulangnya.
Kalau biasanya sate dibakar, maka menu sate goreng mungkin terdengar asing di telinga. Di Jogja ada beberapa tempat yang menjual menu unik ini termasuk di tengkleng gajah. Sate goreng dimasak dengan cara mirip tongseng, daging sate diberi bumbu kecap dan sedikit kuah gulai dan dibiarkan hingga kuahnya menyusut.
Sate goreng disajikan tanpa tusukan sate, dilengkapi dengan irisan bawang merah, cabe rawit, tomat, kol dan juga timun. Makan sate goreng bagi saya serasa makan semur karena rasanya manis namun dagingnya kecil-kecil dan empuk. Menu ini menjadi favorit saya di sini meski rasa mericanya cukup dominan juga.
Range harga makanan di warung ini tergolong murah antara Rp 15.000 hingga Rp 37.000. Sedangkan minumannya berkisar antara Rp 5.000 s/d Rp 12.000.
-SQ-